Teman - teman, di era ini, sepertinya tidak habis - habisnya berkembang nilai dan norma sosial baru dalam masyarakat.. Apalagi yang satu ini nih, tentang maraknya pemberitaan tentang pengemis yang ternyata adalah orang kaya,...
Berita ini berawal dari tertangkap 2 orang pengemis di Jakarta beberapa waktu yang lalu saat diketahui Bapak Satpol PP membawa uang kurang lebih senilai 64 juta ditasnya, dan pangkal dari terbongkarnya sindikat pengemis...
" Ternyata penghasilan mereka bisa melebih Upah Minimum Regional (UMR) !!! "
Terbongkarnya sindikat pengemis tadi membuka fakta baru bahwa setelah dibagi - bagi, penghasilan rata2 setiap pengemis sekitar 2,2 juta.. ya ampun, pantesan betah ngemis -_-"
Bahkan sudah banyak joke yang beredar dari perisitiwa ini, contoh :
Seorang pengemis yang mengemis diperempatan lampu merah...
setiap 1 menit lampu hijau maka diselingi oleh 1 menit lampu merah,
dan jam kerja pengemis tersebut :
jam 08.00 s.d 11.00
istirahat sampe jam 13.00
lanjut lagi jam 13.00 s.d 17.00
kalau segitu aja berarti sekitar 9 jam mengemis
9 jam = 540 menit
waktu lampu merah = 270 menit
perkiraan kasar perolehan uang tiap 1 menit = 3000
perkiraan kasar perolehan uang 1 hari = 3000 x 270 = 810.000 (1)
atau diturunin lagi deh kalau tiap menit cuma 2000, maka sehari = 2000 x 270 = 540.000 (2)
masih terlalu besar ? Diturunin lagi deh, kalau tiap menit cuma 1000, maka sehari = 1000 x 270 = 270.000 (3)
dan sebulan...
(1) 810.000 x 25 (dipotong libur dan tanggal merah) = 20.250.000
(2) 540.000 x 25 (dipotong libur dan tanggal merah) = 13.500.000
(3) 270.000 x 25 (dipotong libur dan tanggal merah) = 6.750.000
haha, gimana ga kaya coba... XD
tapi sekali lagi teman - teman, kita juga harus ingat kalau ini cuma hitungan sempurna, dan ga setiap pengemis itu seberuntung ini, pastinya mereka yang mengemis adalah mereka yang lemah, kalau udah dapet 6 atau bahkan 20 juta, sedikit dari mereka yang masih kepikiran buat melanjutkan mengemisnya, ya seburuk - buruknya perilaku paling juga main judi atau asyik berfoya - foya...
dan ternyata ada hal yang serupa joke di atas dan ini nyata, haha.. cekidot dibawah :
Penampilan memang dapat menipu. Pepatah ini mungkin berlaku bagi seorang pengemis di Ibu Kota London, Inggris, bernama Simon Wright.
Situs asiaone.com melaporkan, Ahad (9/6), orang-orang yang memberinya uang tidak menyadari bahwa Simon bisa meraup uang sekitar Rp 762 juta saban tahunnya dari mengemis. Selain itu, dia juga memiliki tempat tinggal senilai 4,5 miliar di sebelah barat London.
Simon kerap terlihat secara teratur mendatangi tempat perjudian dan hiburan untuk menukarkan uang koin yang dia dapat. Terkadang, di banyak kesempatan, tempat-tempat ini menambahkan uang hingga Rp 3,1 juta sampai Rp 4,5 juta kepada Simon.
Namun, aksi Simon akhrinya ketahuan. Dia mendapat dua tahun tuntutan sipil, yang melarang dirinya mengemis di seantero London.
Oliver Strebel, polisi yang membawa kasus ini ke pengadilan, mengatakan bahwa Simon memiliki sebuah cara untuk mendapatkan banyak uang saat mengemis.
"Dia menggunakan sebuah tanda yang mengatakan dirinya seorang tunawisma dan orang-orang kemudian memberikan uang mereka atas dasar itu, dan ini jelas-jelas sebuah penipuan," kata Strebel.
Dia menambahkan bahwa Simon akan mengambil uang dari mangkoknya dan menukarkan uang-uang itu di sebuah tempat perjudian atau tempat hiburan.
"Dia beroperasi hampir setiap hari dan sudah melakukan hal ini sekitar tiga tahun. Dia bisa mengemis selama berjam-jam," ujar Strebel.
Dia menjelaskan Simon biasanya akan duduk dengan pakaian compang-camping di luar Bank National Westminster di Jalan Putney High Street bersama anjingnya. Dia akan meminta kepada orang-orang di sana agar membuat penarikan tunai supaya bisa memberikannya uang.
Setelah seharian mengemis, Simon biasanya langsung membereskan kantong tidurnya dan kembali ke apartemen kelas atas milik dia di Wilayah Fulham, London.
Tuntutan sipil terhadap dirinya berlaku sampai Mei 2015. Namun, jika Simon melanggar persyaratan itu, maka dia bisa dipenjara selama lima tahun dan mendapat denda. ( sumber : merdeka.com )
" Beginilah kehidupan, sesungguhnya orang yang miskin itu bukan orang yang karena hartanya sedikit, melainkan orang yang mengakui dirinya sebagai seseorang yang kekurangan harta "
Bahkan Rasul pun telah menjelaskan :
(1) Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ
“Terus-menerus seseorang itu suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun.” (HR. Al-Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1725)
(2) Dari Hakim bin Hizam radhiallahu anhu dia berkata:
Saya pernah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau pun memberikannya padaku. Kemudian aku meminta lagi, maka diberikannya lagi. Kemudian aku meminta lagi, maka beliau pun memberikannya lagi. Sesudah itu, beliau bersabda:
إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
“Sesungguhnya harta ini adalah lezat dan manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya ia akan mendapat berkahnya. Namun, siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, maka dia tidak akan mendapat berkahnya, Dia bagaikan orang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Al-Bukhari no. 1472 dan Muslim no. 1717)
Saya pernah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau pun memberikannya padaku. Kemudian aku meminta lagi, maka diberikannya lagi. Kemudian aku meminta lagi, maka beliau pun memberikannya lagi. Sesudah itu, beliau bersabda:
إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
“Sesungguhnya harta ini adalah lezat dan manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya ia akan mendapat berkahnya. Namun, siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, maka dia tidak akan mendapat berkahnya, Dia bagaikan orang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Al-Bukhari no. 1472 dan Muslim no. 1717)
(3) Umar bin Al Khaththab radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan harta kepadaku, namun aku berkata, “Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.” Hingga suatu hari beliau memberikan harta kepadaku, maka aku pun berkata, “Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلَا سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لَا فَلَا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Ambillah. Dan bila kamu diberikan sesuatu harta sedangkan kamu tidak mengidam-idamkannya dan tidak pula meminta-minta, maka ambillah. Dan jika tidak demikian maka janganlah kamu mengejarnya dengan hawa nafsumu.” (HR. Al-Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 1731)
Selain kisah mengemis di atas, ada kisah lain yang menjadi pasangan ironi kisah awal yakni kisah Mak Yati yang sudah saya posting sebelumnya . . .
" Semoga kita termasuk orang - orang dengan hati yang kaya, sehingga semiskin harta apapun kita, kita tetap kuat menghadapi masalah kehidupan, karena harta sesungguhnya yang benar - benar kita miliki adalah Iman "